header-int

DOSEN STIKES GHS LAKUKAN PENYULUHAN PENCEGAHAN STUNTING DENGAN MENGGUNAKAN KALENDER GIZI

Selasa, 09 Jul 2024, 14:45:14 WIB - 187 View
Share
DOSEN STIKES GHS LAKUKAN PENYULUHAN PENCEGAHAN STUNTING DENGAN MENGGUNAKAN KALENDER GIZI

Indonesia-Sumbawa. Pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan di desa karang dima, kab.sumbawa suatu kegiatan pemberian pendidikan kesehatan mengenai pentingnya pencegahan stunting dengan menggunakan kalender gizi pada bayi, anak di desa karang dima. Berdasarkan hasil tersebut Indonesia masih menghadapi permasalahan gizi yang berdampak serius terhadap kualitas sumber daya manusia (SDM). Salah satu masalah kekurangan gizi yang masih cukup tinggi di Indonesia adalah pendek (stunting) dan kurus (wasting) pada balita serta masalah anemia dan kurang energi kronik (KEK) pada ibu hamil. Masalah kekurangan gizi pada ibu hamil tersebut pada akhirnya dapat menyebabkan berat badan bayi lahir rendah (BBLR) dan kekurangan gizi pada balita. 

Permasalahan gizi disebabkan oleh penyebab langsung seperti asupan makanan yang tidak adekuat dan penyakit infeksi, sedangkan penyebab tidak langsung permasalahan gizi adalah masih tingginya kemiskinan, rendahnya sanitasi lingkungan, ketersediaan pangan yang kurang, pola asuh yang kurang baik, dan pelayanan kesehatan yang belum optimal (Kemenkes RI, 2017).

Penyebab utama stunting di dunia adalah kemiskinan, kekurangan pangan dan gizi serta masalah sosial dan kesehatan lainnya (Ettyang and Sawe J. Caroline, 2016). Sedangkan di Indonesia, Kementerian Desa dan Sumber Daya Manusia menyampaikan faktor multidimensi yang menjadi penyebab stunting antara lain praktik pengasuhan gizi yang kurang baik dan lemahnya pelayanan kesehatan pada wanita hamil
seperti Ante Natal Care dan Postnatal. Dapat diketahui kedua faktor tersebut bersumber dari kurangnya pengetahuan ibu tentang pencegahan stunting serta kurangnya pembelajaran dini yang berkualitas pada wanita hamil (Majid, 2017).

Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita (bayi di bawah lima tahun) akibat dari kekurangan gizi kronis sehingga anak terlalu pendek untuk usianya. Kekurangan gizi terjadi sejak bayi dalam kandungan dan pada masa awal setelah bayi lahir akan tetapi, kondisi stunting baru nampak setelah bayi berusia 2 tahun. Kecukupan gizi dan pangan merupakan salah satu faktor terpenting dalam mengembangkan kualitas sumber daya manusia, sebagai indikator keberhasilan pembangunan suatu bangsa. Dalam hal ini gizi memiliki pengaruh terhadap kecerdasan dan produktivitas kerja sumber daya manusia (Almatsier, 2001, dalam Study Guide-Stunting dan upaya pencegahan, 2018).

Langkah awal dalam pelaksanaan Penyuluhan tersebut yakni, penyuluh melakukan izin ke kantor desa labuhan badas, kemudian penyuluh menunggu konfirmasi mengenai wilayah mana saja yang memiliki lokasi paling banyak terkena stunting, setelah 1 minggu dikonfirmasi oleh pihak desa bahwa ada beberapa dusun yang harus didatangi lokasinya seperti BTN kompi, Dusun batu nisung, bangkong, dusun pamulung dengan jumlah kejadian stunting sebanyak 21 anak. kemudian penyuluh mengkonfirmasi Kembali dengan kepala desa mengenai jadwal pelaksanaan kegiatan penyuluhan. Penyuluh mendatangi satu per satu atau secara door to door rumah yang memiliki bayi, anak tersebut untuk diberikan penyuluhan pentingnya pencegahan stunting dengan menggunakan kalender gizi pada bayi, anak di desa karang dima, penyuluhan tersebut dibantu oleh mahasiswa dalam pelaksanaan kegiatan tersebut. Penyuluh membutuh waktu 3 hari untuk kegiatan tersebut karena menurut penyuluh lebih efektif hasil yang didapat ketika responden tersebut didatangi secara satu persatu. Setelah dilakukan evaluasi terhadap kegiatan tersebut, orang tua lebih efektif menerima penyuluhan secara tatap muka dan responden lebih puasa bertanya dan lebih terbuka dalam bertanya mengenai keadaan anaknya, tetapi dalam pelaksanaan pengabdian tersebut, penyuluh mendapatkan beberapa kendala, yaitu adanya masyarakat yang tidak sedang berada di rumah sehingga penyuluh mendatangi rumah di hari berikutnya, ada juga masyarakat yang mengusir karena belum mengetahui tujuan, setelah dijelaskan penyuluh diperbolehkan masuk atau memberikan penyuluhan. Berdasarkan hal tersebut, hasil yang penyuluh dapatkan sangat maksimal karena masyarakat sangat puas dengan penjelasan yang diberikan dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. (Yunita Lestari, S.ST., M.K.M)

Unidha STIKES Griya Husada Sumbawa :
“STIKES Griya Husada Sumbawa sebagai salah satu perguruang tinggi kesehatan memiliki komitmen yang kuat dalam mengembangkan pendidikan dan sumber daya manusia khususnya dibidang kesehatan.
© 2025 STIKES Griya Husada Sumbawa Follow STIKES Griya Husada Sumbawa : Facebook Twitter Linked Youtube